Archive for November 2013
Pahala Bercinta di Malam Jum'at
0
Saya ingin promosi sedikit. :D
Saya mohon kepada Anda untuk bisa memberikan sedikit waktunya hanya untuk mem-follow akun Twitter saya, klik Budi Kuncoro#2 tahun. Terima Kasih!
Pahala Bercinta di Malam Jum'at
Akhwat Muslimah – Menikah adalah sunnah Nabi yang dapat menyempurnakan
separuh agama. Menikah, juga mendatangkan ketenangan (sakinah) dan
kebahagiaan (sa’adah). Sakinah bukan hanya karena cinta yang bersifat
fisik (mawaddah), tetapi juga dikuatkan dengan cinta yang bersifat non
fisik (rahmah). Kesemuanya merupakan nikmat tersendiri dari Allah, yang
hanya bisa dirasakan oleh insan yang telah menikah.
Di malam Jum’at misalnya. Ada banyak kesempatan mendulang pahala bagi
suami dan istri, yang tidak didapatkan oleh orang yang belum
menikah. Bagi semua muslim, membaca surat Al Kahfi di hari Jum’at adalah
sunnah. “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at,” sabda
Rasulullah yang diriwayatkan Al Hakim dan Al Baihaqi serta dishahihkan
Al Albani, “maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at.”
Tetapi… bagi pasangan suami dan istri, membaca surat Al Kahfi bersama di
malam Jum’at, saling menyimak, adalah kenikmatan tersendiri. Pahala
sunnah membaca surat Al Kahfi didapat, ketenangan didapat, dan penguatan
cinta juga didapat. Sebab –sekali lagi- cinta dalam Islam bukan hanya
karena faktor fisik semata (mawaddah), cinta juga memiliki sisi non
fisik (rahmah) yang tidak bergantung pada ketertarikan wajah dan tubuh.
Beribadah bersama, menunaikan amal shalih bersama, menghidupkan rumah
dengan sunnah, adalah penumbuh dan penguat cinta.
Jika membaca surat Al Kahfi dan bersalawat adalah amal sunnah yang bisa
ditunaikan siapa saja, ada satu hal yang tidak bisa dikerjakan kecuali
oleh mereka yang sudah menikah. Sebuah amal berpahala besar sekaligus
membawa nikmat seketika. Para sahabat sempat terkejut ketika Rasulullah
mensabdakan bahwa berhubungan badan dengan istri adalah sedekah. “Wahai
Rasulullah, apakah kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu
mendapatkan pahala?” Rasulullah –sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Muslim- pun menjawab: “Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram,
kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang
halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.”
Bahkan, sebagaian ulama berpendapat, “bercinta” di malam Jum’at
mendapatkan keutamaan tambahan, selain pahala seperti yang disebutkan
Rasulullah tersebut.
“Barangsiapa (yang menggauli istrinya) sehingga mewajibkan mandi pada
hari Jum’at kemudian diapun mandi, lalu bangun pagi dan berangkat (ke
masjid) pagi-pagi, dia berjalan dan tidak berkendara, kemudian duduk
dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa sendau gurau,
niscaya ia mendapat pahala amal dari setiap langkahnya selama setahun,
balasan puasa dan shalat malam harinya.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu
Majah dan Ahmad)
Hadits tersebut menggambarkan betapa besarnya balasan pahala bagi orang
yang melakukannya. Yakni “bercinta”, mandi, bangun pagi, berangkat awal
ke masjid untuk menunaikan shalat Jum’at, duduk dekat imam dan
mendengarkan khutbah dengan seksama. Pahala dalam hadits ini diberikan
kepada orang yang melakukan paket enam amal itu, tidak terpisah-pisah.
Namun demikian, tergambarlah keutamaan “bercinta” di malam Jum’at.
Memang ada yang berpendapat bahwa sunnah dalam hadits tersebut adalah
“bercinta” pada hari Jum’at (pagi), mengingat mandi Jum’at itu dimulai
setelah terbit fajar di hari Jum’at. Namun yang lebih populer adalah
“bercinta” di malam Jum’at, sedangkan mandinya bisa saja saat terbit
fajar sebelum menunaikan Shalat Shubuh berjama’ah.
Abu Umar Basyir di dalam bukunya Sutra Ungu menambahkan, “Di negara yang
menerapkan libur pada hari Jum’at, tentu tidak masalah jika seseorang
ingin berhubungan seks pada hari itu. Lalu bagaimana di negara yang
menetapkan hari Jum’at sama seperti hari-hari kerja lainnya?
Bagaimanapun, hukum sunah tetap saja sunah. Jadi itu hanya soal
kesempatan melakukannya saja. Jika mampu dilakukan, Insya Allah membawa
berkah. Di situlah, manajemen waktu berhubungan seks menjadi perlu
diatur. Karena itu bisa saja dilakukan menjelang subuh, atau sesudah
shalat Subuh. Tiap pasutri tentu lebih tahu mana saat yang paling
tepat.” Wallaahu a’lam bish shawab. [By : Abu Nida/BersamaDakwah]
By : Budi Kuncoro
Engkau Menghilang
0
Saya ingin promosi sedikit. :D
Saya mohon kepada Anda untuk bisa memberikan sedikit waktunya hanya untuk mem-follow akun Twitter saya, klik Budi Kuncoro#2 tahun. Terima Kasih!
Wahai seseorang,
Mengapa engkau pergi
Pergi meninggalkan diriku
Pergi menjauh untuk meninggalkan diriku
Engkau pergi bagaikan
Daun yang gugur untuk menjauhi rantingnya
Ingin ku halangi dirimu untuk mengembara
Mengembara menuju negeri yang asing
Apakah dirimu tak menyukaiku?
Hatiku serasa pecah saat dirimu tak mencintaiku
Sepecah sebuah piring yang bercerai berai
Bercerai berai tak dapat bersatu kembali
Wahai seseorang,
Aku memohon dan meminta kepada dirimu
Agar kembali ke pelukan hangatku
Sebagai ungkapkan rasa rindu dan sayang
Jika engkau ingin kembali kepada diriku,
Rasanya jiwaku seperti bunga harum tertimpa padaku
Itu menandakan,
Engkau masih mencintaiku
ENGKAU MENGHILANG
Wahai seseorang,
Mengapa engkau pergi
Pergi meninggalkan diriku
Pergi menjauh untuk meninggalkan diriku
Engkau pergi bagaikan
Daun yang gugur untuk menjauhi rantingnya
Ingin ku halangi dirimu untuk mengembara
Mengembara menuju negeri yang asing
Apakah dirimu tak menyukaiku?
Hatiku serasa pecah saat dirimu tak mencintaiku
Sepecah sebuah piring yang bercerai berai
Bercerai berai tak dapat bersatu kembali
Wahai seseorang,
Aku memohon dan meminta kepada dirimu
Agar kembali ke pelukan hangatku
Sebagai ungkapkan rasa rindu dan sayang
Jika engkau ingin kembali kepada diriku,
Rasanya jiwaku seperti bunga harum tertimpa padaku
Itu menandakan,
Engkau masih mencintaiku
By : Budi Kuncoro